SELAMAT DATANG DAN BERGABUNG DI SMK INFORMATIKA SUKMA MANDIRI CILEGON | TELAH DIBUKA PENDAFTARAN SPMB >> MENERIMA SISWA/I BARU ATAU PINDAHAN TA 2025-2026 >> GRATIS Biaya Pendidikan dan SPP 2024 ~ SMK Informatika Sukma Mandiri Kota Cilegon-Banten google-site-verification=XgeLr6JP0KPUYdlw2dMSOelDlRZh57eVXpbs2ApZ3M0

Brosur Depan SMK Informatika Sukma Mandiri

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Brosur Belakang SMK Informatika Sukma Mandiri

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Foto Bersama Pengawas (Bapak Billy Tejaarief, S.Pd., SE., ME) dan Dewan Guru SMK Informatika Sukma Mandiri

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

LDKS dan Persami

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kegiatan ANBK (Asesment Nasional Berbasis Komputer)

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Ketua OSIS Periode 2024-2025

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Peringatan Hari Batik Nasional

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

HUT Kemerdekaan RI ke-79

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

PPDB atau Pendaftaran Online

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 20 Oktober 2024

Kegiatan Imtaq

 SMK INFORMATIKA SUKMA MANDIRI

Kegiatan Imtaq Setiap Jum'at










Jumat, 18 Oktober 2024

Kunjungan Industri di PT PLN IP USB Suralaya

 SMKS INFORMATIKA SUKMA MANDIRI CILEGON

KUNJUNGAN INDUSTRI

di PT. PLN INDONESIA POWER UBP SURALAYA


Suralaya (16/10) - PT. PLN Indonesia Power UBP Suralaya kembali menerima kunjungan industri dari SMK Informatika Sukma Mandiri CAileagaon. Sebanyak 46 siswa/i dan 5 guru pendamping, rombongan diterima langsung di Ruang Display oleh Rahmat Hidayatullah selaku Officer Humas dari Comdev.

Dalam sambutannya, Rahmat Hidayatullah menyampaikan "Kami mewakili Pimpinan PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya mengucapkanselamat datang di PLN Indonesia Power UBP Suralaya dan merasa senang menyambut kehadirtan para siswa/i dan guru pendamping dari SMK Informatika Sukma Mandiri CIlegon dalam acara kunjungan industri ini.

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang energi, kami berharap kunjungan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada rekan-rekan tentang industri ketenagalistrikan, khususnya di bidang operasional pembangkit listrik.


Rosita, S.IP selaku kepala sekolah mengatakan "Terima kasih kepada humas PLTU UBP Suralaya dan rekan-rekan yang sudah membantu acara ini, pengalaman pertama untuk anak-anak kami mengikuti kunjungan yang seluas ini agar siswa/i SMK Informatika Sukma Mandiri mengetahui kalau dunia industri seperti ini karena yang hanya mereka tau cuma teori saja, semoga materi yang disampaikan bermanfaat dan menambah wawasan bagi anak-anak kami."

Kegiatan dilanjutkan dengan paparan materi tentang sekilas PLTU Suralaya oleh Rengga Ullil Ambri Zecky dan dilanjutkan dengan site visit untuk mengakhiri kegiatan kunjungan industri tersebut.

  

  









Rabu, 28 Agustus 2024

MoU Perusahaan

 SMKS INFORMATIKA SUKMA MANDIRI

MoU

PERUSAHAAN


PT. Krakatau Information Technology


PT. Krakatau Sarana Infrastruktur

PT. Krakatau Sarana Properti

PT. Buana Centra Swakarsa

Bank Indonesia

PT. Krakatau Semen Indonesia

Rabu, 21 Agustus 2024

HUT RI ke-79

  SMK INFORMATIKA SUKMA MANDIRI

PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN RI ke-79




        Guru dan siswa memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-79 dengan menggunakan Pakaian Merah Putih dan berbagai hiasan kemerdekaan. Bersama-sama kita mealakukan pawai sambil menyanyikan lagu 17 Agustus.

      Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus sampai dengan 16 Agustus 2024. Kegiatan agustusan ini diisi dengan berbagai lomba yang sangat menarik, semua siswa SMK Informatika Sukma Mandiri mengikuti perlombaan dengan antusias.

          Kemudian dilanjutkan dengan pembagian hadiah dari perlombaan tersebut. Menurut ketua OSIS sdr. Muslim mengucapkan banyak terima kasih kepada Dewan Guru yang sudah berpatisipasi serta teman-teman yang sudah meriahkan acara Agustusan. Kedepannya semoga semakin meriah lagi.







karya: ahmad surahmat






ANBK 2024

 SMK INFORMATIKA SUKMA MANDIRI CILEGON

KEGIATAN ANBK TAHUN 2024

(ASSESMENT NASIONAL BERBASIS KOMPUTER)















Minggu, 09 Juni 2024

 

COCO DAN BOBY

Karya Lisniawati

 

Sejatinya persahabatan hanya terjadi pada manusia. Namun, kali ini ada sepasang binatang yang bersahabat. Kedua binatang itu kucing dan anjing. Mereka tinggal di sebuah rumah di pinggiran kota. Sebut saja mereka Coco dan Boby. Mereka sudah tinggal bersama selama enam tahun.

Seperti biasa, Coco dan Boby menjelajahi lingkungan sekitar. Melewati sebuah taman dan melihat seorang anak kecil sedang menangis. Coco merasa kasihan melihat anak kecil itu.

"Hai, anak manis. Kamu kenapa?" tanya Coco kepada anak itu.

Seketika anak itu terdiam melihat keberadaan Coco dan Boby. "Aku lagi sedih, Cing. Anjing kesayanganku hilang seminggu yang lalu. Aku enggak tahu dia di mana."

Anak kecil itu kembali meneteskan air mata, dan dibalas dengan raut muka yang sedih dari Coco dan Boby.

"Di mana kamu ajak anjing itu main terakhir kalinya?" tanya Coco.

"Seingat aku di taman ini. Waktu itu aku tinggal sebentar untuk beli ice cream di depan." Anak itu mulai meraba-raba kejadian sebelumnya.

Coco pun menenangkan anak itu. "Tenang, kami akan bantu kamu."

"Boby, ayo kita bantu anak ini mencari anjingnya," ajak Coco.

"Ayo, Co, kita cari anjingnya," jawab Boby.

***

Titik awal untuk mereka mencari anjing itu adalah taman. Benar, terlebih dahulu mereka akan menyusuri taman, tempat mereka berada saat ini. Sekalipun mereka tidak melihat keberadaan anjing itu. Akhirnya, mereka beralih menyusuri lingkungan. Mereka berpencar ke berbagai arah. Coco dan anak kecil itu ke arah utara dan timur, sedangkan Boby ke arah selatan dan barat.

 "Ke mana anjing itu pergi? Aku sudah lelah," ucap anak itu.

"Nanti kita cari lagi, Anak manis. Kamu jangan sedih," ucap Boby.

"Lebih baik sekarang kita istirahat. Besok kita lanjut cari lagi," ajak Coco kemudian.

Mereka pun setuju dan bersedia untuk mengakhiri pencarian pada hari itu. Mereka pulang ke rumah masing-masing. Sesampainya di rumah, mereka membersihkan diri sebelum akhirnya beristirahat.

***

Keesokan harinya mereka bertemu kembali di taman. Masih dengan tujuan yang sama, yakni mencari anjing itu. Mereka akan mencari anjing di lingkungan rumah anak kecil itu. Mereka tidak bisa berpencar dalam pencarian kali ini karena Coco dan Boby tidak mengetahui tempatnya. Coco dan Boby akan berjalan beriringan dengan anak kecil itu.

"Kita cari di dekat rumah aku dulu. Gimana?" tanya anak kecil itu.

"Kami ikut kamu aja," jawab Coco dan Boby.

Mereka menyusuri jalan demi jalan di lingkungan tersebut. Rumah-rumah warga tidak luput dari pandangan mereka. Kerap kali mereka berhenti saat mendengar gonggongan anjing. Barangkali itu anjing anak kecil itu.

"Aku kira itu anjing punya kamu," kata Boby.

"Gonggongan anjing aku enggak begitu. Aku ingat sekali," jawab anak itu.

"Yuk, lanjut lagi!" seru Coco.

Mereka melanjutkan pencarian anjing itu. Namun, tidak ditemukan keberadaannya. Pencarian kedua ini sangat melelahkan bagi mereka. Sampai mereka terengah-engah.

"Sepertinya anjing itu emang udah enggak ada di sekitar kita. Kita udah cari di taman, di perumahan, tapi enggak ketemu. Mending ikhlaskan aja," ujar Boby.

Anak kecil itu hanya menangis mendengar ujaran Boby. 

***

Pencarian ketiga mereka mulai kembali. Mereka akan mencari anjing itu di lingkungan rumah Coco dan Boby. Menurut Boby, pencarian ketiga ini akan gagal juga seperti pencarian sebelumnya. Sedangkan, Coco dan anak kecil itu tetap optimis akan menemukan anjing.

"By, kamu tetep ikut cari anjing itu, kan?" tanya Coco memastikan.

Boby menjawab agak ragu. "Aku di rumah aja, ya, istirahat."

Coco sebagai sahabatnya membujuk Boby agar tetap ikut dalam pencarian meski sering kali merasa kelelahan. Mereka pun berjalan mengelilingi lingkungan tempat tinggal Coco dan Boby secara bersama-sama. Sama sekali tidak terdengar gonggongan anjing di rumah-rumah warga. Mereka mulai heran dengan keberadaan anjing itu. Sepertinya ada yang tidak beres.

Kemudian, mereka memutuskan untuk mencari di belakang rumah Coco dan Boby. Di belakang rumah mereka terdapat hutan kecil yang jarang dijamah oleh warga. Hutan itu sangat sepi. Warga sekitar pun sering merasa takut bila mendengar kata hutan itu.

Hanya bermodalkan keberanian mereka memasuki hutan agar tidak lagi penasaran. Di tengah-tengah hutan, mereka menemukan seekor anjing yang terbaring lemah. Badannya benar-benar tidak berdaya. Bahkan, untuk sekadar menggonggong.

"Astaga, ada anjing di hutan ini. Sepertinya anjing ini kelaparan," ucap Coco kaget.

"Benar," jawab Boby dan anak kecil itu.

"Apa ini anjing punya kamu?" imbuh Boby.

Anak kecil itu memperhatikan anjing dengan saksama. Warna bulu, ukuran, dan mata itu dikenali oleh anak kecil itu.

"Itu anjing aku," ujar anak kecil itu.

"Benarkah?" tanya Coco dan Boby bersamaan.

Mereka membawa anjing itu keluar dari hutan. Dibawanya ke rumah Coco dan Boby untuk diberi makan dan minum. Sedangkan, anak kecil itu mengobati luka di tubuh anjing.

Setelah diberi makan dan diobati, anjing itu membuka mata perlahan. Di hadapannya ada anak kecil, sang majikan. Di sampingnya ada Coco dan Boby, binatang yang sudah menolongnya.

"Terima kasih sudah menolongku." Anjing itu masih terengah-engah.

Coco dan Boby menganggukkan kepala.

"Bolehkan aku jadi teman kalian?" tanya anjing itu tiba-tiba.

"Dengan senang hati," jawab Coco dan Boby.

***

Sejak saat itu mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Entah di rumah Coco dan Boby, taman, atau di rumah anak kecil itu.

 

 

 

 

SAHABAT KECILKU

Karya Choirunnisa

 

Namaku Nisa. Aku mempunyai seorang sahabat bernama Amel. Persahabatan kami sudah terjalin cukup lama. Tiap hari kami selalu bermain bersama. Seperti anak kecil pada umumnya, kami selalu menyusuri jalan kampung dari ujung ke ujung, mengumpulkan dedaunan untuk kami jadikan bahan masak-masakan, hingga masak sungguhan dengan alat masak mini yang memang dirancang untuk anak-anak seusia kami.

***

Tiba waktunya kami melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP. Aku melanjutkan ke SMP terdekat, sedangkan Amel kembali ke Lampung untuk melanjutkan pendidikan.

"Kenapa kamu balik ke Lampung? Sekolah di sini aja, sih," tanya Nisa.

Amel tersenyum. "Aku kan ikut orang tua, Nis. Jadi, kemanapun mereka pergi, aku harus ikut."

"Nanti kita ketemu lagi, ya," ucap Nisa yang menahan tangis.

"Iyah. Nanti kita ketemu lagi," jawab Amel sambil tersenyum.

Nisa mengeluarkan kelingkingnya. "Janji?"

"Janji," jawab Amel.

Pertemuan singkat sebelum Amel kembali ke Lampung ternyata membuatku terpukul. Aku tidak lagi menemukan teman main sepertinya. Sepi, sangat sepi! Aku tidak menyukai kesepian ini. Namun, aku harus tetap menjalani hidup meski tanpa kehadiran Amel. Berulang kali kucoba mencapai teman seperti Amel, tapi tidak kutemukan.

Sejak saat itu aku lebih suka menyendiri. Sampai pada waktu aku dan kedua orang tuaku pindah rumah dan domisili. Menempati rumah hasil jerih payah kedua orang tuaku. Aku sangat tidak nyaman berada di tempat baru. Berada di dekat orang-orang baru, yang sebelumnya tidak pernah kukenal.

***

Waktu kelulusan telah tiba. Kami sempat bertemu sebentar. Namun, kami harus berpisah kembali untuk mengejar mimpi. Aku melanjutkan  pendidikan ke SMK. Sementara Amel, melanjutkan pendidikan di pondok pesantren.

"Baru juga ketemu, sekarang harus pisah lagi," ucap Nisa sedih.

"Iya, Nis. Cepet banget pertemuan kita, ya." Wajah Amel pun terlihat sedih.

"Semoga nanti kita bisa ketemu lagi ya," jawab Nisa.

"Aamiin."

"Sampai bertemu lagi, Sahabat," ucap mereka bersamaan.

Kali ini aku merasakan kehilangan seorang sahabat yang sudah kuanggap seperti keluarga sendiri. Aku sadar akan hal itu. Lebih baik berpisah, tapi untuk mewujudkan cita-cita masing-masing. Daripada berpisah, tapi untuk hal lain.

***

Satu tahun sudah kami tidak berkomunikasi. Suatu hari aku mendapat pesan dari nomor yang tidak dikenal. 

Assalamualaikum Nis, gimana kabar kamu? Ini aku, Amel.

Aku lagi libur sekolah, makanya bisa hubungi kamu.

Semoga kamu sehat selalu, ya.

 

Aku masih belum percaya bahwa yang mengirim pesan singkat itu Amel. Ya, sahabatku yang berada di pondok pesantren. Untuk memastikan hal itu, kubuka pesan secara utuh. Ternyata benar. Pengirim pesan itu Amel. Aku sangat senang mendengar kabar darinya.

Waalaikumsalam Mel. Aku seneng banget dapet kabar dari kamu.

Aku kangen kamu, Mel.

Kabar aku baik. Kalau kamu, gimana?

 

Kabar itu membawa kami untuk saling bertemu. Bahkan, sehari penuh kami bersama. Saat itu kami pergi ke sebuah tempat untuk sekadar menghabiskan waktu bersama, dan tanpa ada gangguan dari siapapun.

"Gimana sekolah kamu, lancar Nis?" tanya Amel.

"Alhamdulillah baik, Mel. Kalau kamu, gimana nih udah jadi anak pesantren?" Nisa tertawa kecil.

"Ya, begitulah mondok. Aku pun kadang kesel banget," cetoteh Amel.

"Emang kenapa, Mel?" tanya Nisa bingung.

"Pondok itu banyak peraturan. Mau ngga mau harus dipatuhi," jelas Amel kesal.

"Oh, iya ya. Yaudah, sekarang kita bahas lain aja ya. Kita kan lagi main bareng, masa bahas soal pondok, sih." Nisa berusaha menenangkan hati Amel.

Amel menjawab, "iya. Kita kan lagi quality time, ya."

Obrolan kecil semacam itu menghabiskan waktu beberapa jam. Waktu sudah membatasi kami untuk segera pulang sebelum matahari terbenam.

"Nis, udah sore nih. Kita pulang, yuk!" ajak Amel.

"Yuk!" jawab Nisa.

Kami segera beranjak dari tempat duduk untuk menuju tempat parkir. Kali ini, Amel menggantikan aku mengendarai motor. Meski lelah terasa, tapi kami sangat bahagia. Sulit bagi kami mendapatkan momen seperti ini. Menghabiskan waktu bersama.

***

Baru saja sampai di teras rumah, pondok pesantren sudah menghantui pikiran Amel.

Sebentar lagi kamu harus kembali ke pondok pesantren, Amel.

Ustad dan ustadzah sudah menunggu.

Mereka rindu kamu.

"Ah, sial, bentar lagi harus balik ke pondok," bisik Amel tiba-tiba.

"Kenapa, Mel?" tanya Nisa.

"Eh, ga ... pa ... pa, Nis," jawab Amel.

Aku mengajak Amel untuk masuk ke dalam rumah. Sekadar duduk untuk melepas lelah. Melihatnya seperti sedang banyak pikiran. Aku, sebagai sahabatnya, tidak menginginkan hal buruk terjadi padanya.

"Kamu baik-baik aja?" tanya Nisa.

"Baik, Nis," jawab Amel.

Aku memberikan segelas teh hangat kepada Amel agar keadaannya jauh lebih tenang. Tiba-tiba Amel menangis. Teringat akan kepulangannya ke pondok pesantren. Kami saling meneteskan air mata. Mendekap satu sama lain dengan pelukan, dan menahan kerinduan sampai Ramadan tiba kembali.

"See you next time, Sahabatku," ucap kami bersamaan.

 

Bionarasi

Choirunnisa, gadis mungil yang masih duduk di bangku kelas 11, SMK Informarika Sukma Mandiri Cilegon. Menurutnya, menulis itu sangat sulit. Namun, berkat tekad yang kuat, dia berhasil menyelesaikan cerpen berjudul "Sahabat Kecilku". Cerpen ini ditulis dalam ajang Lomba Menulis Cerpen Tingkat SMA/K/MA Provinsi Banten.

 

 

 

FRIENDZONE

Karya Indi Imaniya

 

Aku tidak pernah percaya jatuh cinta pada pandangan pertama karena cinta hanya bisa tumbuh seiring banyaknya waktu yang dihabiskan bersama dengan seseorang.

Kali ini aku mengalaminya sendiri. Namun, terlalu takut untuk mengatakan isi hati padanya.

 

***

Perempuan itu bernama Rembulan. Seperti namanya, rembulan dekat, tapi terasa jauh sekali.

"Kenapa namamu Rembulan, bukankah rembulan itu salah satu nama benda di luar angkasa?" tanya Gabriel pada Rembulan.

"Ayahku bilang, beliau mengagumi rembulan. Karena rasa kagumnya itu beliau memberiku nama Rembulan," jelas Rembulan padanya.

"Memang, sih, cahaya rembulan itu indah, tapi tidak dengan jaraknya. Rembulan sulit digapai," ucapnya.

Rembulan mendekati Gabriel. Jarak keduanya sangat dekat antara wajah dengan wajah. "Bulan terasa jelas dan keberadaannya selalu dapat terdeteksi. Sebanyaknya hal baik yang dia berikan pada orang-orang di sekitarnya, bulan bersinar dengan caranya sendiri. Sulit untuk tidak menyukai bulan, banyak yang mengaguminya dari dekat dan jauh."

"Oh, begitu. Baiklah," Gabriel menutup obrolan.

 

***

Gabriel dan Bulan adalah teman sejak SD hingga SMA. Mereka begitu dekat dan akrab. Beberapa orang kerap kali salah paham, mengira Gabriel adalah kekasih Bulan.

"Hai, guys, nama gue Bulan. Gue mau bilanb ke kalian semua kalau antara gue dan Gabriel hanya sebatas sahabat, bukan sepasang kekasih. Plis, jangan lagi bilang gue kekasihnya," Bulan menepis ucapan beberapa orang dengan keras.

Gabriel membungkam mulut Bulan dengan tangannya. "Malu, Lan."

"Biarin. Biar mereka tahu kalau kita cuma berteman." Bulan melepas paksa tangan Gabriel yang masih menutup mulut.

Bisikan-bisikan kecil terdengar di telinga mereka. Ada yang tidak mempercayai hal itu, juga ada yang mendukung untuk berpacaran.

 

***

Bulan adalah gadis yang cerdas, anggun, mudah beradaptasi di tempat baru, dan ramah sekali. Bulan kuliah di Yogyakarta. Sementara Gabriel, kuliah di Jakarta. Meskipun jauh mereka tetap berbagi kabar dan saling mengunjungi saat liburan semester.

"Gimana libur kuliah kali ini, mau liburan ke mana?" tanya Gabriel melalui pesan WhatsApp.

"Aku bingung, Briel," balas Bulan dengan singkat.

"Besok aku ajak kamu ke suatu tempat. Kamu siap-siap aja. Jam sembilan aku ke rumah kamu. Dandan yang cantik, ya." Gabriel memberikan gombalan kecil kepada Bulan.

Keesokan harinya Gabriel datang menggunakan mobil sport. Berpakaian kaos dan celana pendek berwarna hitam. Kacamata hitam pun berada dalam genggamannya. Menambah kesan gagah dalam dirinya.

"Kita mau ke mana?" tanya Bulan penasaran.

"Huusstt...." Gabriel menutup mulut Bulan dengan satu jari telunjuknya. Sedangkan Bulan, mengembangkan mulut karena kesal.

"Sebenarnya kita mau ke mana, Briel?" tanya Bulan kembali.

"Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat, dan aku yakin kamu menyukainya," ucap Gabriel dengan tenang.

Bulan sangat antusias ketika mendengar jawaban dari Gabriel. "Kita mau ke mall kah? Aku suka ke mall. Thank you." 

Dia hanya tersenyum melihat tingkah lucu Bulan.

 

Beberapa saat kemudian, mereka sampai di mall yang tidak begitu jauh dari rumah Bulan.

"Silakan, Nona. Kamu bebas pilih apapun yang kamu mau." Gabriel kembali usil kepada Bulan. Kemudian, tertawa kecil.

"Malu, Briel, malu. Jangan gitu," ucap Bulan.

Langkah kaki Gabriel perlahan mulai pelan. Dia mempersilakan Bulan untuk jalan lebih dulu di depannya.

"Aku mau beli es cream terenak di mall ini, ya. Ada di lantai tiga." Baru berjalan beberapa langkah, Bulan memalingkan wajahnya ke Gabriel.

"It's okey, Lan," jawabnya.

Hanya beberapa menit mereka berada di dalam mall tersebut. Setelah itu, mereka beranjak keluar. Rupanya Gabriel bukan hanya mengajak Bulan ke mall. Tetapi, ke tempat lain yang belum begitu dikenal orang banyak. Sontak saja mata Bulan terbelalak melihat keindahan tempat tersebut.

 

***

Beberapa tahun kemudian, Bulan menikah. Namun, bukan dengan Gabriel. Tetapi, dengan teman kuliahnya. Bulan yang cantik dibalut gaun putih yang indah dan tersenyum. Terlihat deretan gigi putihnya yang rapi. Bulan begitu bahagia.

"Aku sadar Rembulan memang terlalu jauh untuk bisa aku gapai," ucap Gabriel dalam hati.

"Gabriel, seseorang yang selalu ada dalam hidup aku. Peran kamu bukan hanya sebagai sahabat, tapi lebih dari itu. Bagaimana mungkin aku bisa menetap dan berada di samping kamu dalam waktu yang begitu lama? Aku sangat menyayangi kamu." Bulan meneteskan air mata kesedihan di hadapannya.

Dia meraih kedua tangan Bulan. "Betapa pun kamu selalu ada di samping aku."

Sudut matanya yang tajam, alisnya yang tebal, rahangnya yang tegas, bagaimana dia terlihat sebegitu rupawannya? Aneh! Dia itu pemalas dan ogah-ogahan dalam belajar. Namun, dia cerdas.

Bagaimana bisa dia pemalas, tapi cerdas? Itulah Gabriel, ucap Bulan dalam hati.

Peringkatnya tidak pernah menonjol. Namun, di garis akhir dia melejit dari peringkat ke-28 menjadi peringkat ke-3 di kelas. Kelas 12 semester awal, dia begitu bersinar di kelas. Ya, Bulan pun tahu. Dia itu popular dengan wajah rupawannya dan jago dalam bidang olahraga.

Yang paling menyebalkan adalah ketika rumor bahwa Gabriel adalah kekasih Bulan mencuat. Bulan terlihat tidak senang, beberapa kali Bulan membuang muka ketika tidak sengaja saling bertemu dengan orang-orang.

Segera Bulan bantah habis-habisan di depan kelas, seperti orang bodoh. Bulan menjelaskan di kelas dengan lantang kalau mereka hanya sebatas sahabat. Namun, hati Bulan sakit.

Dapatkah aku bersanding dengan Gabriel?” Bulan hanya melintasi Gabriel.

 

***

Gabriel diterima di universitas ternama di Jakarta, sedangkan Bulan diterima di universitas ternama di Jogja. Untuk pertama kali dalam hidup. Inilah saat di mana Bulan tidak bersama dengannya.

Aku jatuh cinta pada sahabatku sendiri, tapi aku tidak bisa mengatakannya," gerutu Bulan.

Lalu, datanglah Nawasena, teman Bulan di kampus. Bulan dan Sena hanya sebatas teman. Namun, entah bagaimana Sena selalu berusaha terlibat tentang hal apapun dengan cara yang unik?!

"Bagaimana cerita hari ini, menyenangkan atau justru sebaliknya?" tanya Sena ketika berada di kantin kampus.

"Lelah," ucap Bulan.

"Kenapa? Apa ada hal yang kamu pikirkan, Lan? Ceritalah!" Dengan senang hati Sena memberikan ruang untuk Bulan bercerita.

"Capek kuliah, pengen nikah aja," Bulan terkekeh.

"Ayo, nikah sama aku," sambar Sena dengan cepat.

"Gila, lho, ya," Bulan kembali tertawa.

"Aku ingin menjadikan kamu sebagai pendamping hidup," ucap Sena serius.

Semuanya berawal dari gombalan, dan berujung pernikahan. Bulan dan Sena menikah setelah lulus kuliah.

Tentunya sulit sekali untuk membuka hati. Namun, sepertinya hanya Sena yang dapat membuat aku berpaling dari Gabriel. Maka dari itu, aku menerimanya dan hari ini adalah hari pernikahan kami," ucap Bulan.

Ada Gabriel, duduk di bangku pertama, Bulan tersenyum padanya dan berbisik. "Terima kasih. Aku menyambut cinta yang baru."

Gabriel membalas senyuman Bulan sambil melambaikan tangan pertanda sebuah perpisahan. Dia kembali menjalani hidup tanpa sosok teman di sampingnya. Berkarir di Jakarta menjadi pilihan hidupnya.

Bahagia selalu ...

 

Bionarasi

Namaku Indi Imaniya, salah satu siswa di SMK Informatika Sukma Mandiri Cilegon. Usiaku 16 tahun. Aku suka membaca dan menulis. Ini tulisan pertamaku yang akan diikutsertakan dalam Lomba Menulis Cerpen Tingkat SMA/K/MA Provinsi Banten. Harapanku semoga cerpen ini menjadi cerpen pilihan dalam lomba. Aamiin ...